KLATEN (angkasanews.id) — Perkuliahan bagi mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024 di Universitas Widya Dharma Klaten dimulai. Hari ini (18/9/2023) 406 mahasiswa mengikuti kuliah perdana di aula FKIP.
Kuliah perdana ini sekaligus menandai proses perkuliahan dimulai, Rektor Unwidha Klaten, Profesor Triyono secara simbolis mengenakan jaket almamater sekaligus penyerahan kartu mahasiswa kepada dua orang perwakilan yang ditunjuk.
Mahasiswa baru tersebut menerima materi perkuliahan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Arif Julianto Sri Nugroho, yang mengangkat tema “Era Disrupsi: Tantangan dan Peluang”.
Rektor Unwidha Klaten Prof Triyono menyampaikan selamat datang kepada para mahasiswa baru tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut sekaligus memberikan motivasi bagi mahasiswa baru agar mampu mengikuti perkuliahan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal.
“Dengan sudah menyandang status sebagai mahasiswa, otomatis terjadi perubahan dalam fase kehidupan. Yang semula disebut siswa sekarang adalah mahasiswa. Yang semula sekolah sekarang kampus. Yang semula belajar, sekarang kuliah,”ujarnya.
Prof Triyono juga menyampaikan, para mahasiswa baru yang sekarang berada di ruangan ini berusia antara 18 sampai 21 tahun. Dimana nantinya pada peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 100 tahun, mereka berada di usia 41 sampai 45 tahun.
“Pada saat itu, mereka adalah para pemimpin bangsa, dan mereka ini adalah generasi emas. Dimana di pundak merekalah nasib keberlangsungan bangsa dan negara ini diletakkan,” ujar Rektor.
Triyono menjelaskan, saat ini, semua orang sedang berada di sebuah era yang disebut sebagai era Disrupsi.
“Dimana era tersebut ditandai dengan terjadinya perubahan yang begitu cepat dan masif di semua lini kehidupan manusia. Dimana bila seseorang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut akan dilibas oleh perubahan tersebut, ungkap Rektor.
Ia menambahkan, era disrupsi diawali oleh revolusi industri pada abad 18 yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap. Dari yang semula semua pekerjaan itu dikerjakan oleh manusia, kemudian digantikan dengan mesin tenaga uap. Yang kemudian dilanjutkan dengan revolusi industri kedua pada akhir abad ke 19 dengan ditemukannya listrik. Industri semakin berkembang cepat.
“Selanjutnya pada pertengahan abad ke 20 yaitu sejak ditemukannya komputer, dunia digital mulai berkembang dimana pekerjaan manusia sudah bisa dikerjakan oleh mesin. Dan masa ini disebut sebagai masa tekhnologi 4.0,” jelas Rektor.
Rektor menerangkan, manusia akan segera memasuki era tekhnologi 5.0.
“Masa di mana bila kita ingin menghidupkan listri di rumah, kita bisa kita lakukan dari jarak jauh. Bila kita ingin mematikan kompor atau mesin pompa air, bisa kita lakukan pada saat kita sedang berbelanja di mall. Saat ini, Jepang sudah merintis teknologi 5.0 tersebut. Maka, mau tidak mau, kita harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi jika kita tidak ingin dilibas oleh teknologi itu,” papar Rektor. (D’Jon)
Related Posts
Kotak Mendarat di Solo untuk Biang Gembira
Ketua FKUB: Pusat Edukasi Kerukunan Umat Beragama Sarana Wujudkan Harmoni Kehidupan Anak Bangsa
Lima Tempat Ibadah Berdiri Berdampingan di GBK Klaten, Bupati: Ikhtiar Merawat Kerukunan dan Kebhinekaan
Moment Pelantikan PDUI – IDI Klaten, Bupati Sri Mulyani Dorong Tindakan Promotif-Preventif
Rayakan HUT PDIP Ke 52, Sri Mulyani Ajak Kader Jaga Konsistensi Perjuangan Untuk Rakyat
No Responses