
KLATEN (angkasanews.id) — Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama PT Aqua dan Pemerintah Desa Ponggok menggelar aksi penanaman 1.400 bibit pohon di kawasan Agro Tekno Park Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Sabtu pagi (22/11/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi multipihak dalam merespons isu perubahan iklim di level desa.
Guru Besar IPB Prof. Soni Trison menegaskan bahwa aksi tanam pohon ini merupakan bagian dari upaya mitigasi sekaligus adaptasi terhadap perubahan iklim yang kini semakin nyata dirasakan.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah bagaimana desa mampu merespons isu perubahan iklim melalui aksi nyata yang bisa dilakukan secara mandiri. Ponggok memiliki anugerah sumber daya air yang luar biasa, karena itu perlu kolaborasi dari hulu hingga hilir,” jelasnya.
Menurut Prof. Soni, momentum penanaman ini juga tepat karena bertepatan dengan Bulan Menanam Indonesia dan Hari Menanam Pohon Indonesia. IPB pun menyatakan komitmennya untuk terus mendukung aksi-aksi lokal yang berdampak global.
“Harapannya, kolaborasi ini memberi manfaat langsung bagi Desa Ponggok sebagai desa wisata. Semoga bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk melakukan aksi serupa,” imbuhnya.
Penanaman dilakukan terutama pada titik-titik yang dikategorikan sebagai lahan kritis. Bibit yang ditanam mencakup lima jenis tanaman produktif: durian, alpukat, nangka, jeruk, dan jambu batu.
“Karena jenisnya buah-buahan, manfaatnya tidak hanya untuk penghijauan, tetapi juga mendukung ketahanan pangan masyarakat. Ini sejalan dengan program pemerintah tentang makan bergizi gratis,” kata Prof. Soni.
Sebagian besar penanaman bersifat simbolis dan akan dilanjutkan oleh Pemerintah Desa Ponggok dalam beberapa waktu ke depan.
Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi-misi Desa Ponggok 2019–2025, “Makmur Lestari”, yang menekankan pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan lingkungan.
“Momen bulan menanam nasional sangat tepat untuk mewujudkan visi-misi desa. Kami tidak bisa bekerja sendiri; harus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.
Desa Ponggok telah menyiapkan sekitar 2 hektare lahan untuk penanaman pohon. Setiap RW diwajibkan membuat 50 lubang tanam, dan kelompok kerja seperti water defender, penjaga mata air, serta penjaga sungai juga mendapat target tanam minimal 50 pohon.
Program ini tidak hanya berfokus pada pemulihan lingkungan, tetapi juga diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan desa.
“Ke depan, ini akan menjadi ekowisata petik buah yang bisa menambah nilai ekonomi masyarakat,” tambah Junaedi.
Dengan keterlibatan akademisi, pemerintah desa, komunitas lokal, hingga sektor swasta, Ponggok menegaskan posisinya sebagai salah satu desa yang aktif melakukan aksi nyata menghadapi perubahan iklim sekaligus memperkuat kesejahteraan warganya. (jati)
Related Posts

HUT ke-98 RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, Meriahkan Pesta Rakyat dan Fun Run

56 Tahun Unwidha Klaten Berkarya, Siap Melaju sebagai Kampus Cerdas untuk Indonesia Emas

Komitmen Transformasi Layanan Publik, Klaten Raih Predikat Sangat Inovatif

Forum Satu Data Klaten Tegaskan Komitmen Hadirkan Data yang Mutakhir dan Valid

Dari Beras hingga Minyak Goreng, Paket Pasar Murah Klaten Dibanderol Rp10 Ribu


No Responses