
KLATEN (angkasanews.id) — Festival Gejog Lesung tingkat Kabupaten Klaten kembali digelar dengan meriah di Lapangan Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Sabtu (23/8/2025). Ajang budaya tahunan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-221 Kabupaten Klaten sekaligus menyemarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Camat Cawas, Joko Purwanto, menyampaikan bahwa tahun 2025 menandai pelaksanaan festival gejog lesung yang ketujuh sejak pertama kali digelar pada 2017. Tradisi ini sempat terhenti beberapa tahun akibat pandemi COVID-19, namun kini kembali bangkit dengan semangat pelestarian budaya yang lebih kuat.
“Festival gejog lesung ini merupakan salah satu ikon budaya Kabupaten Klaten. Tahun ini tercatat ada 22 kontingen dari berbagai kecamatan serta desa-desa yang ikut berpartisipasi,” ungkap Joko Purwanto.
Dengan mengusung tema “Kumandang Lesung Tuwuh Ngrembaka Jatining Budaya Bangsa”, festival ini diharapkan mampu meneguhkan jati diri budaya sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan leluhur.
Selain menjadi hiburan rakyat, festival gejog lesung juga memiliki nilai penting karena telah terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) di Kementerian Hukum dan HAM, dengan Kecamatan Cawas sebagai pusatnya.
“Dengan adanya pengakuan HAKI, gejog lesung tidak hanya menjadi tradisi, tetapi juga kekayaan intelektual yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” lanjut Camat Cawas.
Gelaran festival ini pun disambut antusias masyarakat. Bunyi denting lesung yang ditabuh para peserta menggema di Lapangan Barepan, menghadirkan nuansa tradisional yang sarat makna kebersamaan dan gotong royong.
Festival gejog lesung tingkat Kabupaten Klaten diharapkan terus menjadi agenda budaya tahunan yang mampu mempererat persaudaraan sekaligus melestarikan identitas budaya bangsa di tengah arus modernisasi.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menegaskan pentingnya semangat bersama dalam melestarikan budaya lokal sebagai identitas daerah. Salah satunya melalui Festival Gejog Lesung, sebuah atraksi budaya unik yang tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menyimpan nilai edukatif bagi generasi penerus.
Menurut Bupati Hamenang, gejog lesung bukan sekadar atraksi seni, tetapi juga sarana untuk mengingatkan generasi muda bahwa proses mengolah padi menjadi beras pada masa lalu tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada nilai gotong royong, kekompakan, sekaligus penghargaan terhadap alam dalam setiap dentuman lesung.
“Dengan adanya festival ini, kita ingin menunjukkan bahwa Kabupaten Klaten memiliki tradisi khas yang pantas dikenal lebih luas, bahkan hingga ke luar provinsi. Apalagi saat ini Gejog Lesung sudah mendapat pengakuan HAKI di Kecamatan Cawas, sehingga harus kita dorong menjadi event tahunan berskala lebih besar,” tegas Bupati Hamenang. (jati)
Related Posts

SD Negeri 2 Tegalrejo Tanamkan Nilai Rukun Islam ke-5 Lewat Manasik Haji yang Khidmat dan Edukatif

Sambung Rasa di Pucangmiliran, Warga Curhat Jalan Rusak hingga Peralatan Posyandu

Pesan Anggota DPRD Jateng Kadarwati di HUT ke 80 RI : Fokus Belajar dan Kerja, Jangan Terjebak Provokasi Medsos

Semarak HUT RI, TP PKK Desa Tumpukan Gelar Fun Games dan Lomba Nyanyi Mars PKK

Wayang Kulit Angkat Lakon Sri Mulih Upaya Doa Kemuliaan Tani Desa Dukuh

No Responses