Wednesday 24th December 2025

Kolaborasi Seniman Trucuk dan DPRD Jawa Tengah Hadirkan Wayang Kulit, Kadarwati : Budaya adalah Pemersatu Bangsa

KLATEN (angkasanews.id) —– Pagelaran wayang kulit yang digelar pada Sabtu malam (22/11/2025) di gedung serbaguna Desa Bero Kecamatan Trucuk Klaten berlangsung meriah.

Pertunjukan ini terselenggara atas kerja sama para seniman Trucuk yang tergabung dalam Sanggar Krido Laras, dengan dukungan penuh dari Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PDI Perjuangan, Kadarwati. Kegiatan tersebut menjadi ruang apresiasi bagi seniman lokal sekaligus upaya nyata melestarikan seni pedalangan sebagai identitas budaya bangsa.

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini mengangkat lakon Wahyu Kamulyan Jati yang dimainkan oleh dalang Ki Teguh Triyono. 

Kadarwati mengungkapkan bahwa pagelaran ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi para seniman yang selama ini mengandalkan urunan dalam setiap aktivitas seni. Melihat kegigihan dan semangat mereka, dirinya terpanggil untuk memperjuangkan dukungan melalui jalur aspirasi.

“Seniman Trucuk ini kalau berkegiatan selalu urunan. Kami trenyuh melihatnya. Maka melalui aspirasi yang kami perjuangkan, salah satunya bisa terwujud pentas seni budaya wayang kulit malam ini,” ujarnya.

 

Menurut Kadarwati, wayang kulit bukan sekadar hiburan. Di balik pagelarannya tersimpan nilai gotong royong yang kuat, sesuai dengan ajaran Trisakti Bung Karno, khususnya pilar berkepribadian dalam budaya. Ia menegaskan bahwa seni wayang kulit merupakan wujud nyata implementasi budaya yang tidak hanya memberikan tontonan, tetapi juga tuntunan.

“Wayang itu tuntunan sekaligus tontonan. Bukan dibalik. Dari nilai tuntunan itulah masyarakat mendapat teladan,” jelasnya.

Selain nilai moral, pagelaran budaya juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kadarwati menilai UMKM dan pelaku usaha kecil di sekitar lokasi kegiatan turut merasakan manfaat dari keramaian yang tercipta.

“Begitu ada keramaian, ekonomi ikut bergerak. UMKM mendapatkan value yang bagus. Ini penting untuk mengangkat ekonomi masyarakat,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa budaya adalah alat pemersatu bangsa. Dalam situasi masyarakat yang beragam, seni dan tradisi menjadi pengikat yang menghalau perpecahan.

“Budaya adalah alat pemersatu bangsa. Kalau kita tidak punya budaya yang kita junjung bersama, akan muncul perbedaan-perbedaan yang memicu pertentangan,” tegasnya.

Momentum peringatan Hari Wayang Nasional dan semangat Sumpah Pemuda turut menjadi alasan kuat pelaksanaan pagelaran ini. Kadarwati mengajak generasi Z dan milenial untuk ikut menjaga dan menghidupkan kesenian daerah seperti wayang, ketoprak, dan reyak sebagai warisan luhur bangsa.

“Adik-adik generasi muda, mari kita bangkitkan kesenian yang bernilai luhur. Siapa lagi kalau bukan generasi Z dan milenial yang melanjutkan budaya ini,” serunya.

Pagelaran wayang kulit Trucuk tidak hanya menyajikan seni pedalangan yang memukau, tetapi juga mempertegas komitmen bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama. Kegiatan semacam ini diharapkan menjadi agenda berkelanjutan demi menjaga warisan budaya Jawa tetap hidup dari generasi ke generasi. (Jati) 

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.