
KLATEN (angkasanews.id) — Malam puncak perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Desa Karangjoho, Kecamatan Karangdowo, digelar meriah dengan pagelaran wayang kulit, Rabu malam (20/8/2025). Acara ini menjadi penutup rangkaian peringatan kemerdekaan yang sebelumnya diisi dengan berbagai lomba rakyat seperti tangkap lele dan lomba anak-anak.
Pagelaran wayang kulit ini dihadiri oleh anggota DPRD Jawa Tengah, Kadarwati; Bupati Klaten yang diwakili oleh Staff Ahli Bupati, Slamet, Pj Kepala Desa Karangjoho Suminto, BPD dan tamu undangan lainnya.
Pagelaran wayang kulit ini diprakarsai oleh Pemerintah Desa Karangjoho kolaborasi dengan karang taruna serta didukung penuh oleh seluruh warga, baik yang tinggal di desa maupun yang merantau.
Pj Kepala Desa Karangjoho, Suminto, mengatakan kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga sebagai wujud pelestarian budaya Jawa.
“Pagelaran wayang kulit ini untuk melestarikan (nguri-uri) budaya Jawa. Setiap Agustus kita selalu mengadakan kegiatan, namun baru tahun ini bisa menghadirkan pagelaran wayang kulit,” ujarnya.
Menurut Suminto, selain sebagai ajang melestarikan budaya, kegiatan ini juga bertujuan mempererat persatuan dan kebersamaan warga. “Di sini ada 7 RW dan 22 RT yang semuanya mendukung kegiatan ini. Harapan kami masyarakat bisa terus bersatu dan bergotong royong demi memajukan desa,” tambahnya.
Dalam pagelaran tersebut, dalang Bagong Darmono membawakan lakon Wisanggeni Gugat atau Wisanggeni Kridha. Lakon ini dipilih sebagai simbol semangat generasi muda dalam membangun desa dan bangsa.
“Kalau dalam wayang, Wisanggeni berjuang untuk negara, maka bagi Karang Taruna semangat itu diwujudkan untuk membangun desa,” terang Suminto.
Acara yang berlangsung semalam suntuk ini disambut antusias oleh warga. Ratusan penonton memenuhi halaman balai desa untuk menyaksikan jalannya pertunjukan. Suasana penuh kebersamaan, kegembiraan, sekaligus rasa bangga mewarnai malam puncak HUT RI ke-80 di Desa Karangjoho.
Anggota DPRD Jawa Tengah, Kadarwati, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya pagelaran wayang kulit yang digelar oleh Pemerintah Desa Karangjoho bersama Karang Taruna,
Menurut Kadarwati, keikutsertaan generasi muda dalam melestarikan seni budaya tradisional merupakan langkah positif sekaligus membanggakan. “Alhamdulillah kali ini yang mengadakan adalah adik-adik Karang Taruna. Kita support, baik secara moral maupun material. Kalau tidak kita dukung, bagaimana budaya ini bisa terus lestari,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa kecintaan anak muda terhadap budaya bangsa merupakan wujud nyata pelaksanaan Trisakti Bung Karno, terutama dalam hal berkepribadian dalam kebudayaan.
“Selain kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan juga sangat penting. Kita bangga kalau anak muda mau nguri-uri kebudayaan Jawi,” katanya.
Lebih lanjut, Kadarwati menekankan bahwa pagelaran wayang kulit bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sarat tuntunan moral.
“Di dalam wayang itu selalu ada pesan, bahwa pada akhirnya kebenaran pasti menang. Wayang juga simbol gotong royong, sebab tanpa kebersamaan sulit rasanya sebuah pementasan bisa berjalan,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan semacam ini terus digalakkan di desa-desa sebagai bagian dari pelestarian budaya sekaligus memperkuat jati diri bangsa. “Kalau budaya seperti wayang sampai punah, tentu bangsa kita sendiri yang akan rugi. Karena di dalamnya tersimpan nilai-nilai luhur yang membangun karakter masyarakat,”ujarnya
Related Posts
Evaluasi TP PKK di Desa Bawak Dorong Semangat Pembinaan dan Peningkatan Kinerja Kader
Tradisi Rasulan di Sunggingan, Wayang Kulit Jadi Simbol Syukur dan Kebersamaan Warga
Tradisi Bersih Dusun di Jalin Karangdowo: Arak-arakan Hasil Bumi hingga Wayang Kulit
Guyub Rukun, Pemdes dan Warga Sabranglor Gelar Pentas Jatilan hingga Ketoprak Sirnaning Pedut Singosari
Milad ke-60, KOKAM Klaten Mantapkan Komitmen Jaga Persatuan
No Responses