
Klaten (angkasanews.id) —- Tak hanya untuk memeriahkan ulang tahun ke-219 Kabupaten Klaten serta HUT RI ke 78, Festival Gejog Lesung ini diadakan agar masyarakat bisa terus melestarikan seni Gejog Lesung.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Tirtomarto Kecamatan Cawas Klaten bersama Karang Taruna “Taruna Manunggal” pada Jum’at malam (11/8/2023) dengan ikuti 10 kelompok dari berbagai dukuh yang ada di Tirtomarto.
Menariknya, festival gejog lesung ini melibatkan kaum milenial agar mereka bisa turut andil dalam pelestarian budaya adiluhung yang ada di desa tersebut.
Kepala Desa (Kades) Tirtomarto Agung Nugroho mengatakan, festival gejog lesung digelar dalam rangkaian peringatan HUT RI 78 serta HUT Kabupaten Klaten 219. Hal itu guna mendorong masyarakat untuk melestarikan budaya adiluhung, gejog lesung.
” kegiatan gejog lesung ini tidak dilombakan namun lebih kepada melestarikan budaya, seluruh peserta diapresiasi oleh Pemerintah Desa Tirtomarto meskipun tahun ini mengalami penurunan jumlah tim yang ikut tampil, tahun lalu 18 kelompok sedangkan tahun ini hanya 10 kelompok,” ujarnya.

Karang Taruna “Taruna Manunggal” foto bersama Ketua Komisi IV DPRD Klaten Edy Sasongko dan Kades Tirtomarto, Agung Nugroho.
Lanjutnya, walaupun jumlah peserta gejog lesung mengalami penurunan namun ada yang sangat membanggakan yakni adanya peserta dari kelompok milenial atau anak muda yang ambil bagian dalam pelestarian budaya adiluhung tersebut.
“Turut bangga dengan adanya anak muda yang ikut dalam festival gejog lesung ini, mereka diharapkan dapat terus melestarikan budaya ini, daripada bermain gadget. Tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi saat ini kaum muda lebih condong ke gadget, nah dengan ikut gejog lesung ini dapat mengurangi mereka untuk pegang gadget”ujarnya .
Ketua komisi IV DPRD Klaten Edi Sasongko yang hadir malam itu turut memberikan apresiasi kepada Desa Tirtomarto dalam pelestarian budaya gejog lesung.
“Kita terus dukung berbagai upaya yang dilakukan masyarakat dalam melestarikan seni dan budaya asli yang ada di masyarakat. Ini adalah bagian dari Trisakti yang digagas Bung Karno, yaitu berkepribadian dalam kebudayaan. Maka, ini harus kita jaga dan kita dukung,” tandasnya.
Related Posts
IBI Klaten Gelar Muscab ke-11 dan Peringatan HUT ke-74: Tegaskan Peran Bidan dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
Bersih Desa Sekaran, Tradisi Suro yang Menyatukan Warga dan Melestarikan Budaya Jawa
Lestarikan Warisan Jawa, Warga Karang Gelar Bersih Desa dan Wayangan Semalam Suntuk
Sambung Roso di Jogosetran: Saat Pemerintah Mulai Mendengar Lebih Dalam
Grebeg Pasar Cawas Jadi Simbol Syukur dan Cinta Budaya
No Responses