Friday 19th September 2025

Bupati Klaten Apresiasi Penerapan TBS di Jurangjero: Panen Tak Lagi Gagal

KLATEN (angkasanews.id) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten mengintensifkan penggunaan Trap Barrier System (TBS) pada lahan tanam padi. Sistem ini diterapkan untuk menekan sebaran hama tikus yang mengancam pertumbuhan tanaman padi.

Kepala DKPP Klaten, Iwan Kurniawan saat meninjau penerapan TBS di areal persawahan Desa Jurangjero, Kamis (18/9/2025) menyampaikan sistem ini merupakan langkah strategis agar hama tikus dapat terkendali. Berdasarkan pemantauan TBS di Jurangjero, menunjukkan dampak hama tikus lebih terkendali.

“Pengendalian hama dilakukan dengan tiga metode; yaitu mekanis dengan gropyokan dan TBS, biologis dengan penyebaran predator alami tikus seperti burung hantu dan ular, serta kimia. Dari ketiganya, TBS dinilai paling menjanjikan karena langsung menekan populasi tikus di lapangan,” paparnya menjelaskan.

TBS diterapkan dengan pemasangan pagar berupa plastik fiber di sekeliling lahan tanam dan memusatkan jalur masuk tikus yang telah dilengkapi perangkap berupa bubu kawat. Iwan menjelaskan penerapan TBS didukung dengan waktu tanam yang berbeda di setiap lahan dengan tujuan menekan dampak kerusakan.

“Di Jurangjero, ada beberapa lahan yang diterapkan TBS sebagai tanaman umpan agar kerusakannya dapat dikendalikan. Setelah itu secara bertahap, lahan-lahan lain mulai ditanami padi,” ungkapnya.

Dari sisi biaya, pemasangan TBS berkisar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per patok, tergantung bahan. Untuk satu hektare lahan, kebutuhan biaya diperkirakan Rp3,5 juta sampai Rp4 juta. Namun, pemasangan tidak harus melingkari seluruh sawah, cukup di jalur aktif tikus dengan tambahan tanaman umpan.

“Bubu juga bisa dibuat sederhana dengan memanfaatkan galon bekas agar lebih hemat,” imbuhnya.

Iwan menambahkan DKPP berencana memasukkan TBS dalam program perlindungan tanaman tahun depan. Pemkab berharap, penerapan teknologi ini dapat menjadi solusi berkelanjutan, menekan serangan hama tikus, dan meningkatkan produktivitas pertanian di Klaten.

Sementara itu, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo yang turut meninjau lahan penerapan TBS, mengapresiasi langkah strategis tersebut. Ia menyampaikan pentingnya inovasi pengendalian hama tikus yang masih menjadi masalah serius bagi petani Klaten.

“TBS jauh lebih efektif dibanding gropyokan. Tidak perlu banyak orang, cukup pasang pagar fiber di jalur masuk. Satu kotak bisa menangkap 30 sampai 40 ekor tikus per hari. Tahun lalu di sini sempat gagal panen, tapi setelah TBS dipasang petani sudah bisa panen lagi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Pemkab akan memperluas program TBS mulai tahun depan melalui anggaran khusus yang dikelola bersama DKPP Klaten.

“Sudah terbukti efektif, ke depan akan kita sebarkan lebih masif,” katanya (shf-ang/Kominfo-klt)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.